on Sunday, July 25, 2010
NAK KONGSI PONING CUBO JAWAP NI!!!

1. Mana asal Ilmu?
2. Ilmu pertama yang wajib dituntut
Banyak orang Islam lalai. Berlomba-loma mencari ilmu yang tidak wajib, tapi justru lalai dengan yang wajib (fardhu ‘ain)

Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim, dan orang yang meletakkan ilmu pada selain yang ahlinya bagaikan menggantungkan permata mutiara dan emas pada babi hutan,” ucap Rasulullah saw sebagai disampaikan dalam HR. Ibnu Majah

Dalam sebah hadits lain, Rasulullah bersabda. “Barangsiapa yang kedatangan ajal, sedang ia masih menuntut ilmu, maka ia akan bertemu dengan Allah di mana tidak ada jarak antara dia dan antara para nabi kecuali satu derajat kenabian.” (HR. Thabrani).

Mencari ilmu adalah amal yang mulia dan terpuji dalam Islam. Sebab dengan ilmu-lah seseorang dapat menghindari larangan Allah, menjalankan perintah-Nya dan mengetahui mana yang haq dan mana yang bathil. Karena itulah, dalam banyak hadits disebutkan, para malaikat selalu melindungi orang-orang yang sedang menuntut ilmu. Dan kelak di hadapan Allah mereka mendapat kemuliaan yang hanya terpaut satu derajat dengan para nabi.

Mencari ilmu merupakan kewajiban bagi setiap Muslim. Akan tetapi, akhlaq mencari ilmu kaum Muslim berbeda dengan kaum yang lain. Orang mukmin, perlu mengetahui adab-adabnya, sehingga ilmu yang diperoleh berbarakah dan mendapatkan ridha dari Allah Ta’ala. Berikut, beberapa adab yang perlu diperhatikan oleh para penuntut ilmu.

1. Ikhlas

Sabda Rasulullah Shallallah Alaiahi Wasallam (SAW),”Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung niatnya…” (Riwayat Bukhari). Imam Nawawi menyatakan bahwa para ulama memiliki kebiasaan menulis hadits tersebut di awal pembahasan, guna mengingatkan para pencari ilmu agar meluruskan niat mereka sebelum menelaah kitab tersebut.

2. Mengutamakan Ilmu wajib, baru ilmu lain

Handaknya penuntut ilmu mengutamakan ilmu yang hukumnya fardhu ain (wajib yang tidak boleh diganti orang lain) untuk dipelajari terlebih dahulu, khususnya masalah agama. Semisal masalah akidah, halal-haram, kewajiban yang dibebankan kepada muslim, maupun larangannya. Sebab itulah, orang tua harus mengajarkan hal itu kepada anak mereka, hal ini berdasarkan firman Allah Ta’ala, yang artinya,”Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (At Tahrim [66]:6 ).

Setelah mempelajari ilmu yang hukumnya fardhu ain, boleh mempelajari ilmu-ilmu yang fardhu kifayah, seperti mengahafal Al Qur`an dan Hadits, nahwu, ushul fikih dan lainnya. Selanjutnya ilmu-ilmu yang bersifat sunnah, seperti penguasaan salah satu cabang ilmu secara mendalam.

3. Meninggalkan Ilmu yang Tidak Bermanfaat

Tidak semua ilmu boleh dipelajari, karena ada ilmu-ilmu yang tidak bermanfaat, atau bahkan ilmu yang bisa menjerumuskan orang yang mempelajarinya kepada keburukan. Oleh sebab itu, dilarang bagi seorang Muslim mempelajari sihir, karena bisa menjadi jalan menuju kekufuran. Firman Allah, yang maknanya, “Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman, padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut...” (Al Baqarah [2]: 102).

4. Menghormati Ulama dan Guru

Rasulullah (SAW) bersabda,”Barang siapa menyakiti waliku, maka Aku telah mengumandangkan perang kepadanya.” (Riwayat Bukhari). Imam As Syafi’i dan Abu Hanifah pernah mengatakan,”Jika para fuqaha bukan wali Allah, maka Allah tidak memiliki wali.” Begitulah akhlaq mulia Islam menghormati guru-guru kita.

5. Tidak Malu dalam Menuntut Ilmu

Sifat malu dan gengsi, bisa menjadi penghalang seseorang untuk memperoleh ilmu. Oleh karena itu, para ulama menasehati agar kedua sifat itu ditanggalkan, hingga pengetahuan yang bermanfaat bisa didapat. Aisyah (RA) pernah mengatakan dalam As Shahih,”Sebaik-baik wanita adalah wanita Anshar, rasa malu tidak menghalangi mereka mencari ilmu.”

6. Memanfaatkan Waktu dengan Baik

Hendaknya pencari ilmu tidak menyia-nyiakan waktu, hingga terlewatkan kesempatan belajar.Ulama besar seperti Imam Bukhari, bisa dijadikan contoh tauladan dalam hal ini. Diriwayatkan bahwa beliau menyalakan lentera lebih dari 20 kali dalam semalam, untuk menyalin hadits yang telah beliau peroleh. Artinya, beliau amat menghargai waktu, malam hari pun tidak beliau lewatkan, kecuali untuk menimba ilmu.

7. Bermujahadah dalam Mencari Ilmu

Para ulama terdahulu, tidaklah berantai-santai dalam mencari ilmu, sebab itulah, saat ini kita bisa memanfaatkan karya-karya mereka yang amat berbobot. Tentu, kalau kita menginginkan memiliki ilmu sebagaimana ilmu yang mereka miliki, maka kita juga harus bersungguh-sungguh, seperti kesungguhan yang telah mereka lakukan.

Ada yang mengatakan kepada Imam Ahmad, saat beliau terlihat tidak kenal lelah dalam mencari ilmu,”Apakah engkau tidak beristirahat?”. Apa jawab Imam Ahmad? Beliau hanya mengatakan,”Istirahat hanya di Surga.”

8. Menjaga Ilmu dengan Menghindari Maksiat

Bagi para pencari ilmu, nasihat Imam Al Waqi’ kepada Imam As Syafi’i mengenai sulitnya menghafal, amatlah berharga. Imam Waqi’ menjelaskan bahwa ilmu adalah cahaya dari Allah, sehingga tidak akan pernah bersatu dengan jiwa yang suka bermaksiat.

9. Mengamalkan Apa yang Telah Diketahui

Karena ilmu dipelajari untuk diamalkan, maka pencari ilmu hendaknya bersegera mengamalkan apa yang telah ia ketahui dan pahami, jika itu berkenaan amalan-amalan yang bisa segera dikerjakan. Ali bin Abi Thalib mengatakan,”Wahai pembawa ilmu, beramallah dengan ilmu itu, barang siapa yang sesuai antara ilmu dan amalannya maka mereka akan selalu lurus.” (Riwayat Ad Darimi).


Fadhilah Ilmu
Itulah rahasia yang telah diberikan Allah atas orang-orang yang berilmu. Dalam sebuah cerita dikisahkan, suatu hari Rosulullah Saw datang ke masjid. Di muka pintu masjid itu beliau melihat setan yang ragu ragu akan masuk. Lalu beliau menegurnya, “Hai setan, apa yang sedang kamu kerjakan di sini ?” Maka setan menjawab, “Saya akan masuk masjid untuk menggaggu orang yang sedang sholat. Tetapi aku takut kepada orang lelaki yang sedang tidur.” Segera baliau menjawab, “Hai Iblis, mengapa kamu tidak takut kepada orang yang sedang sholat menghadap Tuhannya, tetapi justru takut kepada orang yang sedang tidur ?.” Setan menjawab, “Betul, sebab orang yang sedang sholat itu bodoh sehingga mengganggunya lebih mudah. Sebaliknya orang yang sedang tidur itu adalah orang ‘alim, hingga saya kuatir seandainya saya ganggu orang yang sedang sholat itu, maka orang ‘alim itu terbangun dan segera membetulkan sholatnya.” Sebab peristiwa itu maka Rosulullah Saw bersabda, “Tidurnya orang ‘alim lebih baik dari pada ibadahnya orang bodoh.”

Dalam sebuah hadits lain, Nabi bersabda, "Duduk di sisi 'Ulama selama satu jam lebih kugemari, dibanding ibadah selama 1000 tahun."

Nabi Muhammad S.A.W juga pernah bersabda dalam haditsnya, “Memandang wajah seorang 'alim adalah ibadah.
on Thursday, July 22, 2010
SEBAB HATI TIDAK BAHAGIA IALAH KERANA ADANYA MAZMUMMAH DI DALAM HATI.

Antara mazmummah utama yang menghilangkan bahagia di hati ialah :

1. Pemarah –
Paling mudah dikesan atau dilihat dan paling banyak di dalam diri manusia. Orang seperti ini jarang mendapat kawan dan hati tentunya tidak tenang.

2. Pendendam –
Tersembunyi iaitu ibarat mengumpul lahar di dalam dada. Orang seperti ini sentiasa mencari-cari peluang untuk membalas dendam hatta secara yang kecil-kecil sekalipun seperti sakitkan hati atau tempelak orang yang didendami itu. Sebab itu orang pendendam mudah kena sakit jantung.

**Dendam ni sebenarnya suatu sikap yang kerap menjadi anak panah syaitan yang kategori utama, jadi, siapa yang ade sifat pendendam di dalam hatinya,belajarlah buang sikap ni.

3. Hasad dengki –
Amalannya hangus akibat hasad dengkinya itu.

4. Bakhil –
Sentiasa merasakan orang lain menginginkan harta, kesenangan, pangkat dll. dari dirinya. Contohnya sentiasa berdalih mengatakan ia tiada duit.(rezeki yang diberi oleh Allah elok dikongsi bersama..-derma)

** Allah lebih sayang orang yang fasiq tetapi pemurah tetapi benci orang yang abid tetapi bakhil. Kerana walaupun fasiq, pemurahnya itu tetap memberi manfaat pada orang lain kerana kadangkala rezeki itu Allah beri melalui makhluk yang lain.

5. Tamak –
Orang yang tidak puas dengan yang sedikit nescaya tidak akan puas dengan yang banyak kerana dunia ini ibarat meminum air laut... walau berapa banyak yang diminum tetap tak habis juga...lagipun orang tamak selalu rugi..

** Ingat! Yang dikatakan harta atau rezeki kita bila ia dipakai atau digunakan oleh kita. Selagi tidak diguna iaitu disimpan, itu belum boleh dikatakan rezeki kita.(mungkin ada hak orang lain di situ). Biarlah rezeki itu sedikit tetapi mendapat keberkatan iaitu dapat dimanfaatkan.

6. Tidak sabar –
Andainya perkara yang kecil pun tidak boleh bersabar apatah lagi hal-hal yang lebih besar. (oleh itu banyak-banyakkanlah bersabar bila hadapi dugaan..contohnya time kerja banyak..tetap maintain vogue walau keja bertimbun atas meja)

**Selalunya banyak orang tak sabar dengan apa yang diuji oleh Allah dengan ujian, namun walau bagaimanapun,sikap tidak sabar ini akan menjerumuskan ia ke dalam kesusahan, orang yang bersabar akan merasakan ianya sedikitpun tidak susah walaupun berat di mata orang.

7. Ego –
Ibu segala mazmummah jadi ia membuatkan seseorang paling tidak tenang. Orang yang memiliki sifat ini pantang tercabar dari sudut zahir mahupun batin.

8. Riak –
Terseksa sendiri kerana sentiasa tercari-cari peluang untuk dipuji. Sentiasa berlakun-lakun di depan orang. Jika ia dipuji, ia akan menambah amalnya tetapi jika dikeji, ia akan mengurangkan amalnya. –Allah marah kalau kita riak..takabbur dengan apa yang kita ada...

9. Cinta dunia –
Tidak dapat menderita, ...dapat pun menderita kerana bila sudah dapat susah pula menjaganya. Berhartalah tidak mengapa tetapi kawal hati jangan diletakkan pada harta itu. - bila mati cuma bawa amalan dan doa anak yang soleh/solehah. ..

** Cinta dunia merupakan "neraka dunia" kerana dunia itu "panas" akibat ia merupakan barang buruan dan rebutan. Jadi letakkanlah akhirat itu di hati dan dunia itu di tangan supaya dunia itu senang dibahagi-bahagi dan akhirat dibawa mati.

Kesimpulan

Jadi yang meragut kebahagiaan sebenarnya bukanlah secara TOTALnya disebabkan kemiskinan, musibah, kesibukan dllnya. tetapi ialah MAZMUMMAH.

**Makin tinggi mazmummah seseorang, makin ia tidak BAHAGIA.**

Samada bermujahadah atau biarkan saja mazmummah itu, kedua-duanya tetap menderita tetapi andainya bermujahadah kita akan dibantu Allah dan akan bahagia jua akhirnya. Jadi..sama-samalah kita sentiasa ingat mengingati antara satu sama lain...andai kita terleka Dengan dunia ... buruklah padahnya...

"Kadang2 Allah sembunyikan matahari..
Dia datangkan petir dan kilat..
kita menangis dan tertanya-tanya,
ke mana hilangnya sinar..
Rupa2nya.. Allah nak hadiahkan kita pelangi."


Bermulanya cuti sem ni,banyak perkara yang dirancang tetapi baru suku sahaja yang berjalan,perancangan asal untuk belajar akhirnya tergendala apabila ramai para sahabat dari Bumi Anbiya ini datang melancong melawati bumi asal-usulnya As-Syahid Syeikh Hassan Al-Banna dan Syeikh Muhd Abduh ra. Sebut mengenai kedua-dua syeikh agung ini,pasti sesiapa yang mengambil Sijil Tinggi Agama Malaysia mengetahui serba sedikit mengenai Syeikh Muhd Abduh ra.
Baru-baru ini ramai kekawan dari Mansoura datang melancong ke Alexandria dan Damanhur. Nak tak nak kena la pergi ambil walaupun jauh dari rumah. Pengalaman menjadi guide pelancong kali ni memang tak akan dilepaskan. Setelah bertolak dari Damanhur menaiki kereta api awam yang berharga LE3 sahaja, tetapi kereta apinya kena bersabarlah memandangkan tiket harganya murah sahaja, jadi naiklah kereta api cap ayam kalau dalam bahasa orang sini katanya kereta api A'di. Planning asal nak naik kereta api first class sebab kawan seorang tak pernah naik lagi,tapi bila tahu harga tiket jauh mahal dari kereta api A'di, terus batal niat tersebut. Sepanjang perjalanan ke sana, habis kerusi penuh dengan remaja, orang tua, wanita dan budak-budak Arab Mesir duduk. Pusing punya pusing cari tempat duduk tak jumpa juga,akhirnya kenalah berdiri sejam. Sepanjang perjalanan, permandangan memang best, lain dari pemandangan sekiranya menaiki van tremco. Walaupun bising sedikit tapi oklah juga dari naik van. Setelah sampai di stesen kereta api Alexandria, kelihatan beberapa orang kawan sedang tunggu. Bersemangat mereka memandangkan hampir 7 bulan tidak merayau sejak tiba di Bumi Mesir ini. bawalah kami semua ke sana ke mari sehinggalah malam. Puas memang puas tetapi hanya 1 tempat sahaja kami bawa mereka pusing iaitu Manshiyah, tempat dimana terletaknya Kubu Salahuddin Al-Ayubi. Malam selepas maghrib,kami pulang ke Damanhur.


Kubu Salahuddin Ayubbi pada waktu petang,
Gambar pada waktu malam tak sempat ambil,malam lagi cantik


Tugu di Manshiyah,
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...